Kisah Perenungan Buat Kita
Benar bahwa jalan dalam membentuk peradaban itu begitu terjal dan berliku, serta membutuhkan perjuangan dan pengorbanan dalam menapakinya. benar bahwa "safar mulia" ini sangat melelahkan dengan ujian-ujiannya selama perjalanannya. namun yakinlah bahwa kerugian terbesarmu adalah ketika engkau berhenti ditengah jalan dan keluar dari barisan para khafilah peradaaban. engkau mengalah dengan ujian-ujiannya, engkau menyerah dengan segala macam rintangan yang menghalangi, engkau pura-pura lupa dengan perkataan para utusan Tuhan yang mengatakan "jangan mengatakan diri mu beriman sebelum ujian dan segala macam cobaan kehidupan engkau dapati dan mampu melaluinya dengan kesabaran".
bukankah para kekasih ilahi telah berpesan untuk melihat ujian perjalanan sebagai kenikmatan?
lupakah engkau dengan kisah burung pipit yang berjuang tuk memadamkan api namrud yang membakar kekasih Tuhan Ibrahim As??
alkisah ketika nabiyullah ibrahim as dibakar oleh raja namrud yg lalim, ada seekor burung pipit mungil yg terbang dari dahan yg satu ke dahan yg lain kemudian terbang melintasi gurun pasir yg luas menuju lautan. kemudian ia mengambil beberapa tetes air den disimpan diparuhnya yg kecil. lalu ia kembali terbang melintasi gurun nan luas menuju tempat dimana sang kekasih Allah sedang dibakar oleh namrud yg zalim. ketika ia sampai tepat diatas tempat pembakaran perlahan ia membuka paruhnya sehingga beberapa tetesan air itu jatuh diatas nyala api yg begitu besar (ia berniat tuk memadamkan api namrud). dan ia pun kembali lg menuju samudra luas untuk mengambil air lagi. teman2nya yg melihatnya menertawainya dgn berkata "wahai pipit apakah engkau gila?? apakah dengan air yg engkau simpan diparuh kecilmu itu akan memadamkan api namrud yg bgtu besar?? sekalipun engkau bolak-balik ribuan kali tentu usaha mu akan sia2, api namrud yg besar itu tetap takan padam. burung pipitpun menjawab : aku tahu bahwa yang ku lakukan ini tdak akan memadamkan api namrud, aku tahu bahwa dgn paruhku yg kecil ini hanya mampu menampung beberapa tetes air. namun aku yakin bahwa tuhan menyaksikan perbuatanku, dimana aku tak hanya duduk berdiam diri ketika sang kekasih tuhan dibakar dan di zalimi. walaupun usahaku hanya sekecil itu namun setidaknya aku tetap berusaha ketimbang hanya bisa duduk dan ngomong saja tanpa berbuat apa-apa"..
Komentar